anak bangsa berbagi cerita

Blog ini adalah blog bagi kita yang ingin berbagi cerita....khusus blog ini tidak menerima cerita yang bernuansa pornografi...ini blog yg khusus menceritakan kehidupan kita sehari-hari...

Sabtu, 15 September 2007

“Cerita Kita tentang : Imperialisme Dan Peralihan Kekapitalisme Di Negara Dunia Ketiga”

Imperialisme Dan Peralihan Kekapitalisme Di Negara Dunia

Ramalan Karl Marx tetantang keruntuhan kapitalisme ternyata hanya lah sebuah ramalan, yang entah kapan akan terjadi. Over produksi kapitalisme ternyata menemukan fase baru dalam sejarah perkembangan kapitalisme itu sendiri. Ekspor modal dan ekspor komoditi yang dilakukan kapitalisme ternyata membawa pengaruh besar dalam perkembangan negara-negara yang dipakai sebagai pasar bagi kapitalisme. Lenin mengidentifikasi gejala ini dengan teorinya yaitu imperialisme. Syarat mutlak kapitalisme seperti ekpansi, eksploitasi dan akumulasi, betul-betul terjadi dalam proses imperialisme kapitalisme. Pasar diasumsikan bukan hanya sebagai lahan menjual komoditi tetapi juga sebagai alat ekploitasi sumber-sumber mineral baru dalam proses produksi kapitalisme. Dalam hal pasar sekaligus sumber mineral baru bagi kapitalisme adalah negara-negara dunia ketiga, seperti Indonesia.
Khusus Indonesia, kapitalisme mengalami bentuk yang sangat berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain dibelahan bumi ini. Perdebatan intelektual terhadap proses imperialisme negara-negara kapitalis sehingga menimbulkan proses peralihan kekapitalisme di negara-negara berkembang (khusus amerika latin dan negara-negara benua afrika), ternyata membawa dampak bagi kaum intelektual dalam melihat proses peralihan kekapitalisme khususnya di Indonesia.
Sejarah mencatat bahwa masuknya kolonialisasi Belanda dengan membentuk kongsi dagang VOC tahun 1602 merupakan periode awal proses peralihan kekapitalisme di Indonesia. Praktek kapitalisme kolonial menidentifikasikan peralihan melalui produksionis. Hal ini ditujukan dengan monopoli perdangangan sebagai bentuk dari artikulasi produksi kolonial. Kemudian penguasaan lahan pertanian yang luas oleh kolonial ternyata dipakai oleh kaum kolonial untuk memaksa bangsa pribumi menanam tanaman kebutuhan pasar ekspor kolonial. Spesialisasi komoditi hasil bumi merupakan pengkondisian mode of produksi kolonial yang juga melalui perluasan penguasaan lahan pertanian kaum pribumi. Pasca dibubarkannya VOC serta pasca perang Diponegoro proses peralihan kekapitalisme mengalami fase depedensia secara ekonomi terhadap kaum kolonial. Kekosongan kas kaum kolonial pasca perang Diponegoro serta perselingkuhan sesat kaum priyayi dengan para kolonialis, maka dengan mudahnya kaum kolonial menerapkan cultuure stelsel pada tahun 1830-1870. Ini menandakan ekploitasi besar-besar oleh kaum kolonial baik hasil bumi serta tenaga kerja.
Modernisasi sebagai bagian dari proses peralihan kekapitalisme mulai dikenalkan oleh kaum kolonial dengan politik etisnya. Cara hidup dan cara berfikir kebarat-baratan sengaja dipakai untuk pemenuhan tenaga kerja rendahan bagi kaum kolonial. Hal ini berlanjut sampai era kemerdekaan tahun 1945.
Jatuhnya Soekarno naiknya Soeharto, menandahkan era baru peralihan kekapitalisme di Indonesia. Ideologi pembangunanisme atau yang lebih dikenal developmentalisme, dikenalkan oleh Soeharto. Hal ini didukung penuh dengan keadaan global. Situasi global pasca perang dunia II, dengan lahirnya lembaga-lembaga kartel ekonomi di Bretton Wood, serta perpindahan perputaran kapital dari Eropa ke Amerika merupakan awal peralihan kekapitalisme di negara-negara dunia ketiga, khususnya di Indonesia dengan metode sirkulasionisme. Pax Americana serta Marshal Plan berhasil memaksa negara-negara dunia ketiga untuk terjebak ke dalam jeratan utang dari Amerika, termasuk Indonesia. Uruguay Around, Tokyo Around dan Paris Club merupakan forum tingkat dunia negara kapitalis untuk memaksa serta mengontrol negara-negara dunia ketiga khususnya Indonesia dalam hal kebijakan ekonomi dan politik. Hal ini menunjukan unequal exchange dalam proses pertukaran ditingkat internasional. Jebakan utang menyebabkan terjadinya proses ketergantungan yang berkepanjangan kepada negara-negara kapitalis, hal ini diperparah dengan aliansi borjuis negara dengan borjuis kapitalisme internasional serta karakter negara yang totaliterianisme.

Peralihan Kekapitalisme di Negara Dunia Ketiga।

Teori Sirkulasionis (studi kasus Amerika Latin)

Tokoh-tokohnya : Andre Gunder Frank, Immanuel Wallerstein, Samir Amin dan Arghiti Emmanuel.
Teori Ketergantungan dan keterbelakangan serta Sistem dunia.
Pengambilan Surplus dari Negara pinggiran. Bagi penganut teori sirkulasionis meyakini bahwa imperialisme terjadi karena arus modal dari pinggiran ke pusat bersifat pertukaran yang timpang.
Menurut Andre Gunder Frank (Studi Kasus Chili dan Brasil)

Hubungan Negara pinggiran dan Negara pusat pasti menghasilkan yang disebut pembangunan keterbelakangan.
Frank lebih berbicara tentang aspek politik; hubungan politis antara modal asing dengan klas-klas yang berkuasa dinegara satelit.
Tiga komponen utama teori Frank
1. Modal Asing.
2. Pemerintahan lokal dinegara-negara satelit
3. Kaum Borjuis.
Ciri-ciri perkembangan kapitalisme dinegara satelit menurut Frank.
1. Kehidupan ekonomi yang bergantung pada Negara metropolis.
2. Kerjasama modal asing dengan klas2 yang berkuasa (pemerintah local dan pejabat-pejabat).
3. Terjadi kesenjangan yang sangat besar antara kaum borjuis local dan masyarakat miskin.
Menurut Arghiti Emmanuel (system dunia); terjadinya hubungan pertukaran yang timpang antara Negara periperi dan Negara pusat. (unequal exchange).

Teori Produksionis (studi kasus Asia dan Afrika)

Kritiknya terhadap sirkulasionis lebih dilihat pada hubungan produksi.
Lebih menekankan pada konsep cara produksi dan formasi social.
Lebih banyak dipengaruhui oleh pemikir2 strukturalis (Louis Althuser dan Etiene Balibar). Yang kemudian teori ini dikembangkan oleh Pierre Philipe-rey, Ernesto Laclau, Robert Brener, Hamzah Alavi (otonomi relative dan pembangunan berlebihan)..
Teori produksionis meliputi.
1. Artikulasi cara Produksi.
2. Cara-cara Produksi colonial
3. Internasionalisasi modal.

1 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda